“keuntungan
era globalisasi pada perkembangan generasi muda”
Penyusun :
Nama : raka muhammad ilham f
NPM : 15315606
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
Kata pengantar
PujisyukurkehadiratTuhan Yang
MahaKuasaatassegalalimpahanRahmat, Inayah,
TaufikdanHinayahnyasehinggasayadapatmenyelesaikanpenyusunanmakalahinidalambentukmaupunisinya
yang sangatsederhana.Semogamakalahinidapatdipergunakansebagaisalahsatuacuan,
petunjukmaupunpedomanbagipembacadalamadministrasipendidikandalamprofesikeguruan.
Harapansayasemogamakalahinimembantumenambahpengetahuandanpengalamanbagiparapembaca,
sehinggasayadapatmemperbaikibentukmaupunisimakalahinisehinggakedepannyadapatlebihbaik.
Makalahinisayaakuimasihbanyakkekurangankarenapengalaman
yang
sayamilikisangatkurang.Olehkerenaitusayaharapkankepadaparapembacauntukmemberikanmasukan-masukan
yang bersifatmembangununtukkesempurnaanmakalahini.
Depok, 11 november 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................ 1
1.3
Tujuan Penulisan.............................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian globalisasi....................................... 3
2.2 keuntungan era globalisasi
bagi anak muda....... 4
2.3 untung atau rugi pada era
globalisasi bagi anak muda 5
2.4 masalah anak muda di era
globalisasi................ 5
2.5 solusi bagi anak muda agar
dapat memanfaatkan globalisasi............................................................. ........................ 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................... 7
3.2 Saran............................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Di era modern seperti sekarang ini tidak
lepas dengan istilah Globalisasi.Kehadiran teknologi informasi dan teknologi
komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh
seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Oleh karena
itu sebagai generasi muda yang hidup pada era ini, kita juga harus mengetahui
pengertian, dan keuntugan globalisasi itu sendiri, baik terhadap masyarakat
luas maupun terhadap diri kita pribadi, agar kita dapat mengambil semua hal
positif dan menghindari hal negatif dari Globalisasi itu.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat ditentukan beberapa rumusan
masalah, antara lain adalah:
Apa itu era globalisasi?
Apa keuntungan bagi anak muda yang bisa
diambil di era globalisasi?
Apakah pada era globalisasi lebih banyak
menguntungkan atau merugikan bagi anak muda?berikan alasanya!
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
1. Menjelaskan Pengertian Globalisasi,
2.menjelaskan keuntungan era globalisasi
bagi anak muda
3.menjelaska apakan era globalisasi
lebih banyak menguntungkan atau merugikan bagi perkembangan anak muda
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian globalisasi
Menurut asal
katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi adalah
suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas Negara
Dalam banyak
hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering
dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Cochrane dan
Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi
teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah
kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka
percaya bahwa negara-negara dankebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan
dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak
memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
a) Para globalis positif dan optimistis menanggapi
dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan
menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
b) Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah
sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk
penjajahan barat (terutama Amerika
Serikat) yang
memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai
sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk
kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
2. Para
tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang
ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalismetelah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah
kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan.
3. Para
transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka
setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para
globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita
menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa
globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah
kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung".
Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut
negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
2.2 keuntungan era globalisasi bagi anak
muda
Keuntungan era globalisasi bagi anak muda banyak sekali contohnya informasi
bisa lebih cepat di dapat
Wawasan juga menjadi lebih luas dan sangat membantu dalam mengerjakan tugas
tugas sekolah ataupun kuliah
Peluang bisnis terbuka,peluang bisnis sangat terbuka bagi anak muda yang
mau berbisnis contohnya banyak onlineshop yang ownernya masih anakanak remaja
2.3 untung atau rugi pada era
globalisasi bagi anak muda
Sebenarnya masalah untung atau rugi era globalisasi ini balik lagi pada
individu masingmasing jika saja anakanak muda lenih kreatif dalam menghadapi
era globalisasi ,era globalisasi akan sangat menguntungkan dan memberi banyak
manfaat
2.4
masalah anak muda di era globalisasi
Faktor psikososial
Faktor protektif
Faktor protektif
merupakan faktor yang memberikan penjelasan bahwa tidak semua remaja yang
mempunyai faktor risiko akan mengalami masalah perilaku atau emosi, atau
mengalami gangguan tertentu.10-11 Rutter (1985) menjelaskan bahwa faktor
protektif merupakan faktor yang memodifikasi, merubah, atau menjadikan respons
seseorang menjadi lebih kuat menghadapi berbagai macam tantangan yang datang
dari lingkungannya. Faktor protektif ini akan berinteraksi dengan faktor risiko
dengan hasil akhir berupa terjadi tidaknya masalah perilaku atau emosi, atau gangguan
mental kemudian hari.
Rae Grant N, Thomas H,
dkk., mengemukakan berbagai faktor protektif, antara lain adalah:
Karakter/watak personal
yang positif.
Lingkungan keluarga yang
suportif.
Lingkungan sosial yang
berfungsi sebagai sistem pendukung untuk memperkuat upaya penyesuaian diri
remaja.
Keterampilan sosial yang
baik
Tingkat intelektual yang
baik.
Menurut E. Erikson,
dengan memperkuat faktor protektif dan menurunkan faktor risiko pada seorang
remaja maka tercapailah kematangan kepribadian dan kemandirian sosial yang
diwarnai oleh;
Self awareness yang ditandai oleh rasa
keyakinan diri serta kesadaran akan kekurangan dan kelebihan diri dalam konteks
hubungan interpersonal yang positif.
Role Anticipation and
role experimentation, yaitu dorongan untuk mengantisipasi
peran positif tertentu dalam lingkungannya, serta adanya ada dalam dirinya.
Apprenticeship, yaitu kemauan untuk
belajar dari orang lain untuk meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam belajar
dan berkarya.
Masalah aktual kesehatan
mental remaja saat ini
Perubahan psikoseksual
Produksi hormon
testosteron dan hormon estrogen mempengaruhi fungsi otak, emosi, dorongan seks
dan perilaku remaja. Selain timbulnya dorongan seksual yang merupakan
manifestasi langsung dari pengaruh hormon tersebut, dapat juga terjadi
modifikasi dari dorongan seksual itu dan menjelma dalam bentuk pemujaan
terhadap tokoh-tokoh olah raga, musik, penyanyi, bintang film, pahlawan, dan
sebagainya.
Remaja sangat sensitif
terhadap pandangan teman sebaya sehingga ia seringkali membandingkan dirinya
dengan remaja lain yang sebaya, bila dirinya secara jasmani berbeda dengan
teman sebayanya maka hal ini dapat memicu terjadinya perasaan malu atau rendah
diri.
Pengaruh teman sebaya
Kelompok teman sebaya
mempunyai peran dan pengaruh yang besar terhadap kehidupan seorang remaja.
Interaksi sosial dan afiliasi teman sebaya mempunyai peranan yang besar dalam
mendorong terbentuknya berbagai keterampilan sosial. Bagi remaja, rumah adalah
landasan dasar sedangkan dunianya adalah sekolah. Pada fase perkembangan
remaja, anak tidak saja mengagumi orangtuanya, tetapi juga mengagumi
figur-figur di luar lingkungan rumah, seperti teman sebaya, guru, orangtua
temanya, olahragawan, dsb.
Dengan demikian, bagi
remaja hubungan yang terpenting bagi diri mereka selain orangtua adalah
teman-teman sebaya dan seminatnya. Remaja mencoba untuk bersikap independent
dari keluarganya akibat peran teman sebayanya. Di lain pihak, pengaruh dan
interaksi teman sebaya juga dapat memicu timbulnya perilaku antisosial, seperti
mencuri, melanggar hak orang lain, serta membolos, dsb.
Perilaku berisiko tinggi
Remaja kerap berhubungan
berbagai perilaku berisiko tinggi sebagai tahun dikatakan pernah menunjukkan
perilaku berisiko tinggi minimal satu kali dalam periode tersebut, seperti
berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan zat, serta perilaku antisosial
(mencuri, berkelahi, atau bolos) dan dari 50% remaja tersebut juga menunjukkan
adanya perilaku berisiko tinggi lainnya seperti mengemudi dalam keadaan mabuk,
melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, dan perilaku kriminal yang
bersifat minor. Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa 50% remaja pernah
menggunakan marijuana, 65% remaja merokok, dan 82% pernah mencoba menggunakan
alkohol.
Dengan melakukan
perbuatan tersebut, mereka mengatakan bahwa mereka merasa lebih dapat diterima,
menjadi pusat perhatian oleh kelompok sebayanya, dan mengatakan bahwa melakukan
perilaku berisiko tinggi merupakan kondisi yang mendatangkan rasa kenikmatan (fun).
Walaupun demikian, sebagian remaja juga menyatakan bahwa melakukan perbuatan
yang berisiko sebenarnya merupakan cara mereka untuk mengurangi perasaan tidak
nyaman dalam diri mereka atau mengurangi rasa ketegangan. Dalam beberapa kasus
perilaku berisiko tinggi ini berlanjut hingga individu mencapai usia dewasa.
Kegagalan pembentukan
identitas diri
Menurut Piaget, awal
masa remaja terjadi transformasi kognitif yang besar menuju cara berpikir yang
lebih abstrak, konseptual, dan berorientasi ke masa depan (future oriented).
Remaja mulai menunjukkan minat dan kemampuan di bidang tulisan, seni, musik,
olah raga, dan keagamaan. Erikson dalam teori perkembangan psikososialnya
menyatakan bahwa tugas utama di masa remaja adalah membentuk identitas diri
yang mantap yang didefinisikan sebagai kesadaran akan diri sendiri serta tujuan
hidup yang lebih terarah. Mereka mulai belajar dan menyerap semua masalah yang
ada dalam lingkungannya dan mulai menentukan pilihan yang terbaik untuk mereka
seperti teman, minat, atau pun sekolah. Di lain pihak, kondisi ini justru
seringkali memicu perseteruan dengan orangtua atau lingkungan yang tidak
mengerti makna perkembangan di masa remaja dan tetap merasa bahwa mereka belum
mampu serta memperlakukan mereka seperti anak yang lebih kecil.
Secara perlahan, remaja
mulai mencampurkan nilai-nilai moral yang beragam yang berasal dari berbagai
sumber ke dalam nilai moral yang mereka anut, dengan demikian terbentuklah
superego yang khas yang merupakan ciri khas bagi remaja tersebut sehingga
terjawabpertanyaan siapakah aku? dan kemanakah tujuan hidup saya?
Bila terjadi kegagalan
atau gangguan proses identitas diri ini maka terbentuk kondisi kebingungan
peran (role confusion). Role confusion ini sering dinyatakan
dalam bentuk negativisme seperti, menentang dan perasaan tidak percaya akan
kemampuan diri sendiri. Negativisme ini merupakan suatu cara untuk
mengekspresikan kemarahan akibat perasaan diri yang tidak adekuat akibat dari
gangguan dalam proses pembentukan identitas diri di masa remaja ini.
2.5
solusi bagi anak muda agar dapat memanfaatkan globalisasi
anak muda sekarang harus bisa memanfaatkan
globalisasi kedalam hal positif banyak faktor yang bisa mendukung anak anak
remaja kedalam hal tersebut contohnya lingkungan anak muda sekarang harus
pintar dalam memilih teman perbanyaklah teman yang bisa memengaruhi kita
kedalam hal positif dalam globalisasi bukan malah menjerumuskan
lalu orangtua faktor ini yang paling sangat
berpengaruh anak anak remaja sekaang harus lebih di pantau oleh orangtuanya
masing agar tidak terjerumus kedalam hal negatif lebih baik lagi jika orang tua
tersebut bisa mengajarkan keuntungan dari era globalisasi ini
BAB III
PENUTUP
3.1
kesimpulan
Dari
materi ini dapat disimpulkan bahwakeuntungan bagi anak muda sangat banyak di
era globalisasi ini api tergantung dari individunya masing masing apakah bisa
memanfaatkan ke hal yang positi atau malah terjerumus ke hal yang negatif
3.2
saran
Jika
tidak ingin terjerumus ke hal negatif dalam era globalisasi ini pandailah dalam
bergaul agar tidak terjerumus ke hal yang negatif.dan kita sebagai anak muda
harus bisa mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi ini karena era
globalisasi ini semuanya jadi mudah jika kita mau berusaha lebih jalan menuju
sukses di era globalisasi ini sangat terbuka