tanggung jawab
manusia sebagai khalifah”
Penyusun :
Nama :
raka muhammad ilham f
NPM :
15315606
Fakultas :
Teknik Sipil dan Perencanaan
Manusia Sebagai Khalifah Allah
Antara anugrah Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia menjadi
khalifah atau wakilnya dibumi. Dengan dipilihnya manusia menjadi khalifah, ia
mempunyai kewajiban yang harus ditegakan diantaranya kewajiban menegakan
kebenaran, kebaikan, mewujudkan perdamaian, menghapus kemungkaran serta
penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah. Kewajiban-kewajiban tersebut
akan dimintai tanggung jawabnya kelak oleh Allah. Apabila pengakuan terhadap kenyataan
dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang diwajibkan
keatas dirinya perlu dilaksanakan.
Dikalangan makhluk ciptaan Allah,manusia telah dipilih oleh Allah
melaksanakan tanggungjawab tersebut.Ini sudah tentu karena manusia merupakan
makhluk yang paling istimewa.
Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Di
Era Moderen
Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaan-Nya telah menciptakan
makhluk-makhluk yang ditempatkan di alam penciptaan-Nya. Sebagai khalifah
tanggung jawab manusia adalah sangat luas didalam kehidupannya, meliputi semua
keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya.
Di zaman serba modern ini tanggung jawab manusia khususnya sebagai
khalifah hampir semua orang meninggalkannya. Manusia melupakan tugas dan
tanggung jawab dari aslinya dengan membengkokon kearah-arah yang negatif.
Manusia dalam melakukan kerja kebudayaan memiliki kebebasan untuk memilih
dan menentukan diantara berbagai macam kemungkinan. Tetapi kebebasan itu
tidak bebes begitu saja,dalam artian bebas dalam batas tertentu terhadap hak
orang lain. Kondisi ini digambarkan pada masa lalu,terdapat rebutan lahan diantara
dua penguasa. Mereka mempermasalahkan batas wilayah yang tidak henti-hentinya.
Thomas Hobbes menyebutnya sebagai homo homini lopus, artinya
manusia adalah serigala bagi manusai yang lain. Persoalan rebutan wilayah itu
mungkin kalau sekarang seperti persoalan antara Israel dan Palestina yang
selalu bermusuhan karena berebutan wilayah.
Hal tersebut dapat terjadi karena tanggung jawa manusia sebagai
khalifah/pemimpin telah musnah. Mereka hanya mementingkan kepentingan
pribadi, tidak peduli lagi akan tanggung jawab sebagai seorang khalifah, tidak
peduli akan kebenaran kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapus kemungkaran
serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah.
Pemanfaatan tekhnologi sekarangpun telah banyak membelok dari fungsi
aslinya, yakni dari fungsi aslinya tekhnologi itu dipergunakan untuk memecahkan
masalah yang lahir dalam kehidupan,sebagai sarana atau aktifitas yang denganya
manusia berusaha mengubah atau menangani lingkungan,sebagai sarana untuk
mencapai tujuan-tujuan praktis yang bersifat positif. Sebagai sarana untuk
mempermudah manusia melakukan tugasnya,misalnya:
- Dengan tekhnologi modern, dari tekhnik mengendalikan aliran air sungai
petani mendapatkan kemudahan dalam memperoleh air. Bendungan dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Alat rumah tangga elektronik
mempermudah ibu-ibu rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya.
- Dengan tekhnik modern dapat dibuat bermacam-macam media pendidikan, seperti,
slide, film setrip, TV dan lain-lain yang dapat mempermudah para pendidik
dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan dan tekhnologi memungkinkan terjadinya perkembangan
ketrampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dangan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi memungkinkan:
- Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
- Meningkatnya kemakmuran materi dan kesehatan masyarakat.
Fungsi hakekat tekhnologi tersebut telah banyak yang pensiun, meski
banyak pula yang berjalan sesuai mestinya. Tekhnologi yang pensiun atau berubah
dari hakekat fungsinya, misalnya adalah pembuatan nuklir, meledaknya bom atom
di Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 8 Agustus 1945 mengakhiri perang
dunia ll. Akibat bom atom korban manusia sipil yang cacat seumur hidup dan
hangus menjadi abu dalam sekejap lingkungan alam hancur. Sampai saat ini
jatuhnya bom atom di Hirosima dan Nagasaki selalu diperingati sebagai
peringatan akan bahaya tekhnologi atom bagi umat manusia. Itulah akibat dari
melalaikan tanggung jawab manusia.
- Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Bila Dihubungkan Dengan
Transisi Demokrasi Di Indonesia.
Munculnya berbagai kerusuhan sosial selama masa transisi akibat tindakan
yang tidak bertanggung jawab mengecilkan harapan akan berlangsungnya proses
demokratisasi dapat berjalan dengan lancar. Proses peralihan kekuasaan
dari Soeharto ke Habibie mengakibatkan terjadinya konsolidasi politik yang
sangat kuat diantara berbagai kelompok kepentingan yang ada dalam masyarakat.
Hal ini menimbulkan rejuvenasi politik aliran yang sangat menonjol. Banyak
pendirian partai yang didasarkan pada aliran dan kepercayaan agama tertentu,
sehingga hal ini berimplikasi pada lahirnya kekuatan politik yang tidak mampu
membentuk eksekutif yang dapat merumuskan dan mengimplementasikan sejumlah
kebijakan publik.
Sesuatu yang tidak mustahil kalau kemudian masyarakat Indonesia melewati
masa transisi ini menghadapi kesulitan menciptakan sebuah demokrasi yang stabil
disebabkan begitu meluasnya konsolidasi kekuasaan yang ada , termasuk dari
kekuatan lama Orde Baru. Salah satu variabel yang sangat menentukan dalam
uraian ini adalah adanya pemilihan sosial yang cenderung bersifat kumulatif
atau konsolidatif (commulative or consolidated social cleavages). Hal ini
terlihat pada adanya kecenderungan yang sangat tinggi untuk melakukan
mobilisasi massa dengan menggunakan politik aliran. Agama merupakan sumber
mobilisasi sosisl dan politik yang sangat strategis dan efektif.
Dalam konteks masyarakat indonesia, isu agama menyentuh sentimen
paling mendasar, sehingga agama mudah dipergunakan sebagai modal partai politik
untuk memperoleh simpati masa pendukung. Hal tersebut sangat bertentangan
dengan prinsip seorang khalifah yang selalu mengemban tanggung jawab dengan
ikhlas, tidak memperjual belikan agama dan memanfaatkannya untuk kepentingan
partai politik.
Walaupun al-Quranul karim telah memberitau tugas dan tanggung jawab manusia
dibumi ini dan diberitahukan mereka yang menunaikan tanggung jawab akan masuk
surga, manakala yang tidak bertanggung jawab masuk neraka, namun tidak semua
manusia percaya semua ini serta beriman dengannya. Bahkan yang percaya dan
beriman dengannyapun karena tidak mampu melawan nafsu serta mempunyai
kepentingan, kepentingan pribadi, ramai yang tidak dapat benar-benar
memperhambakan diri kepada Allah dan gagal menjadi khalifah-Nya yang mentadbir
dan mengurus dunia ini dengan syarat-Nya. Karena itulah Allah ta'ala berfirman
dalam surat saba:13 yang artinya;
“Sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”
Keoptimalan manusia sebagai khalifah akan tercapai dibumi dengan sempurna
apabila manusia dapat memanfaatkan segala pikiran hebatnya yang dianugrahkan
oleh Allah SWT, dengan menciptakan teknologi yang canggih yang berdasar
nilai-nilai keillahian (sifat-sifat Allah Asmaul Husna) dan keislaman dengan
kemampuan seni, mengatur keseimbangan potensi alam dan lainnya dengan dipimpin
oleh seorang khalifah yang robbani yang memerintah berdasar
syariat islam. Apabila hal-hal tersebut tidak tercapai seluruhnya maka tidak
tercapai keoptimalisasian peran kekhalifahan manusia. Walaupun terjadi maka hal
tersebut belum dan tidak maksimal. Jadi pada dasarnya setiap umat manusia
mengemban tugas yang maha penting untuk memerintahkan kekhalifan di bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar